Sabtu, 28 Mei 2011

Sahabat Tuhan (Kisah Nyata)

Ada seorang bocah kelas 4 SD di suatu daerah di Milaor
Camarine Sur (Filipina) yang setiap hari mengambil rute
melintasi daerah tanah berbatuan dan menyeberangi jalan raya
yang berbahaya dimana banyak kendaraan yang melaju kencang
dan tidak beraturan. Setiap kali berhasil menyeberangi jalan
raya tersebut, bocah ini mampir sebentar ke Gereja setiap
pagi hanya untuk menyapa Tuhan, sahabatnya. Tindakannya
selama ini diamati oleh seorang Pendeta yang merasa terharu
menjumpai sikap bocah yang lugu dan beriman tersebut.

"Bagaimana kabarmu Andy? Apakah kamu akan ke
sekolah?"

"Ya, Bapa Pendeta!" balas Andy dengan senyumnya
yang menyentuh hati Pendeta tersebut. Dia begitu
memperhatikan keselamatan Andy sehingga suatu hari dia
berkata kepada bocah tersebut,"Jangan menyeberang
jalan raya sendirian, setiap kali pulang sekolah kamu boleh
mampir ke Gereja dan saya akan menemani kamu ke seberang
jalan . jadi dengan cara tersebut saya bisa memastikan kamu
pulang ke rumah dengan selamat."

"Terima kasih, Bapa Pendeta."

"Kenapa kamu tidak pulang sekarang ?? Apakah kamu
tinggal di Gereja setelah pulang sekolah?"
"Aku hanya ingin menyapa kepada Tuhan ..
sahabatku."

Dan Pendeta itu segera meninggalkan Andy untuk melewatkan
waktunya didepan altar berbicara sendiri, tapi kemudian
Pendeta tersebut bersembunyi dibalik altar untuk
mendengarkan apa yang dibicarakan Andy kepada Bapa di Surga.

"Engkau tahu Tuhan, ujian matematikaku hari ini sangat
buruk, tetapi aku tidak mencontek walaupun temanku
melakukannya .
aku makan satu kue dan minum airku. Ayahku mengalami musim
paceklik dan yang bisa kumakan hanyalah kue ini. Terima
kasih buat kue ini Tuhan!
aku tadi melihat anak kucing malang yang kelaparan dan aku
memberikan kueku yang terakhir buatnya .. lucunya, aku nggak
begitu lapar. Lihat, ini selopku yang terakhir.
Aku mungkin harus berjalan tanpa sepatu minggu depan.
Engkau tahu ini sepatu ini akan rusak, tapi tidak apa-apa ..
paling tidak aku tetap dapat pergi ke sekolah.
Orang-orang berbicara bahwa kami akan mengalami musim panen
yang susah bulan ini, bahkan beberapa temanku sudah berhenti
sekolah. Tolong bantu mereka supaya bisa sekolah lagi.
tolong Tuhan ??
Oh ya, Engkau tahu Ibu memukulku lagi. Ini memang
menyakitkan, tapi aku tahu sakit ini akan hilang, paling
tidak aku masih punya seorang Ibu.
Tuhan, Engkau mau lihat lukaku ???
Aku tahu Engkau mampu menyembuhkannya, disini .. disini ..
aku rasa Engkau tahu yang ini khan .....??
Tolong jangan marahi Ibuku ya ..???
dia hanya sedang lelah dan kuatir akan kebutuhan makanan
dan biaya sekolahku ..
Itulah mengapa dia memukul kami.
Oh Tuhan. aku rasa aku sedang jatuh cinta saat ini.
Ada seorang gadis yang cantik dikelasku, namanya Anita ...
menurut Engkau apakah dia akan menyukaiku ???
Bagaimanapun juga paling tidak aku tahu Engkau tetap
menyukaiku karena
aku tidak usah menjadi siapapun hanya untuk menyenangkanMu.

Engkau adalah sahabatku.
Hei .. ulang tahunMu tinggal dua hari lagi, apakah Engkau
gembira ??
Tunggu saja sampai Engkau lihat, aku punya hadiah untukMu.
Tapi ini kejutan bagiMu.
Aku berharap Engkau akan menyukainya.
Ooops aku harus pergi sekarang."

Kemudian Andy segera berdiri dan memanggil Pendeta itu,
"Bapa Pendeta ....Bapa Pendeta..aku sudah selesai
bicara dengan sahabatku, anda bisa menemaniku menyeberang
jalan sekarang!"

Kegiatan tersebut berlangsung setiap hari, Andy tidak
pernah absen sekalipun. Pendeta Agaton berbagi cerita ini
kepada jemaat di Gerejanya setiap hari Minggu karena dia
belum pernah melihat suatu iman dan kepercayaan yang murni
kepada Allah .. suatu pandangan positif dalam situasi yang
negatif.

Pada hari Natal, Pendeta Agaton jatuh sakit sehingga dia
tidak bisa memimpin gereja dan dirawat di rumah sakit.
Gereja diserahkan pengelolaannya kepada 4 wanita tua yang
tidak pernah tersenyum dan selalu menyalahkan segala sesuatu
yang orang lain perbuat. Mereka juga sering mengutuki orang
yang menyinggung mereka. Mereka sedang berlutut memegangi
rosario mereka ketika Andy tiba dari pesta natal di
sekolahnya, dan menyapa "Halo Tuhan..Aku ...'
"Kurang ajar kamu bocah !!! tidakkah kamu lihat kami
sedang berdoa ??!!! Keluar.!!!"

Andy begitu terkejut, " Dimana Bapa Pendeta Agaton
.??? Dia seharusnya membantuku menyeberangi jalan raya ..
dia selalu menyuruhku mampir lewat pintu belakang Gereja.
Tidak hanya itu, aku juga harus menyapa Tuhan Yesus - ini
hari ulang tahunNya, aku punya hadiah untukNya ...."

Ketika Andy mau mengambil hadiah tersebut dari dalam
bajunya, seorang dari keempat wanita itu menarik kerahnya
dan mendorongnya keluar Gereja. Sambil membuat tanda salib
ia berkata "Keluarlah bocah .. kamu akan mendapatkannya
!!!"

Oleh karena itu Andy tidak punya pilihan lain kecuali
sendirian menyeberangi jalan raya yang berbahaya tersebut
didepan Gereja. Dia mulai menyeberang .
ketika tiba-tiba sebuah bus datang melaju dengan kencang -
disitu ada tikungan yang tidak terlihat pandangan. Andy
melindungi hadiah tersebut didalam saku bajunya, sehingga
dia tidak melihat datangnya bus tersebut. Waktunya hanya
sedikit untuk menghindar .. dan Andy tewas seketika.
Orang-orang disekitarnya berlarian dan mengelilingi tubuh
bocah malang tersebut yang sudah tak bernyawa.

Tiba-tiba, entah muncul darimana ada seorang pria berjubah
putih dengan wajah yang halus dan lembut namun penuh dengan
air mata datang dan memeluk tubuh bocah malang tersebut. Dia
menangis. Orang-orang penasaran dengan dirinya dan bertanya,
" Maaf Tuan. apakah anda keluarga bocah malang ini ?
Apakah anda mengenalnya ?"

Pria tersebut dengan hati yang berduka karena penderitaan
yang begitu dalam segera berdiri dan berkata," Dia
adalah sahabatku." Hanya itulah yang dia katakan.
Dia mengambil bungkusan hadiah dari dalam baju bocah malang
tersebut dan menaruhnya didadanya. Dia lalu berdiri dan
membawa pergi tubuh bocah malang tersebut dan keduanya
kemudian menghilang. Kerumunan orang tersebut semakin
penasaran...

Di malam Natal, Pendeta Agaton menerima berita yang sungguh
mengejutkan. Dia berkunjung ke rumah Andy untuk memastikan
pria misterius berjubah putih tersebut. Pendeta itu bertemu
dan bercakap-cakap dengan kedua orang tua Andy.
"Bagaimana anda mengetahui putera anda meninggal
?"

"Seorang pria berjubah putih yang membawanya
kemari." ucap ibu Andy terisak.

"Apa katanya ?"

Ayah Andy berkata,"Dia tidak mengucapkan sepatah
katapun. Dia sangat berduka. Kami tidak mengenalnya namun
dia terlihat sangat kesepian atas meninggalnya Andy
sepertinya Dia begitu mengenal Andy dengan baik. Tapi ada
suatu kedamaian yang sulit untuk dijelaskan mengenai
Dirinya. Dia menyerahkan anak kami dan tersenyum lembut. Dia
menyibakkan rambut Andy dari wajahnya dan memberikan kecupan
di keningnya kemudian Dia membisikkan sesuatu ...

"Apa yang dia katakan ?"

"Dia berkata kepada puteraku .." Ujar sang Ayah
"Terima kasih buat kadonya. Aku akan segera berjumpa
denganmu. Engkau akan bersamaku." Dan sang Ayah
melanjutkan, "Anda tahu kemudian semuanya itu terasa
begitu indah .. aku menangis tetapi tidak tahu mengapa bisa
demikian. Yang aku tahu aku menangis karena bahagia .. aku
tidak dapat menjelaskannya Bapa Pendeta, tetapi ketika dia
meninggalkan kami ada suatu kedamaian yang memenuhi hati
kami, aku merasakan kasihnya yang begitu dalam di hatiku..
Aku tidak dapat melukiskan sukacita didalam hatiku. Aku tahu
puteraku sudah berada di Surga sekarang. Tapi tolong katakan
padaku, Bapa Pendeta..siapakah pria ini yang selalu bicara
dengan puteraku setiap hari di Gerejamu ? anda seharusnya
mengetahui karena anda selalu berada disana setiap hari,
kecuali pada waktu puteraku meninggal."

Pendeta Agaton tiba-tiba merasa air matanya menetes
dipipinya, dengan lutut gemetar dia berbisik," Dia
tidak berbicara dengan siapa-siapa ..... kecuali dengan
Yesus"

belajarlah menjadi sahabatnya Tuhan seperti yang andi telah lakukan.
mungkin sepertinya sepele, cm ky ngobrol gt sama Tuhan, tapi sebenernya sangat berarti bwat Tuhan. Karena kita mau menyediakan waktu untuk share dengan-Nya dan menjadi menjadi sahabat-Nya.

Jadilah sahabat-sahabatnya Tuhan.
GBU always.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar